Wednesday, January 31, 2018

ASSIKALABINENG ( KITAB KAMASUTRA BUGIS )


Assikalaibineng  secara  harfiah  berarti  cara  berhubungan  suami  istri.  Akar  kata  serupa  juga  dipakai masyarakat petani sawah di awal masa tanam. Karena padi dan sawah diibaratkan istri, maka suamilah diberi otoritas untuk menggarap dan menanam.

Penulis menggunakan istilah tasawupe' allaibinengengnge untuk menjelaskan kedudukan persetubuhan yang lebih dulu disahkan dengan akad nikah dan penegasan kedudukan manusia yang berbeda dengan binatang saat melakukan persetubuhan.

Lalu yang tak kalah menakjubkan dari kitab ini yakni betapa orang Bugis, terutama yang menguasai kitab ini,  memahami  dengan  benar  jenis-jenis  organ  genital  wanita.  Cara  mengungkapkannya  pun  sangat simbolik  dengan  mengasosiasikannya  dengan  bunga  yang  cenderung  mekar.  Pada  jenis  tertentu  ada yang disebut dengan bunga melati atau bunga sibollo.

Muhlis memulainya dengan kisah perbincangan tertutup Ali dan istrinya, yang juga putri Nabi, di tahun ketiga  pernikahan  mereka.  Perkawinan  keduanya  menghadapi  satu  masalah  sebab  Ali  belum mengetahui dengan benar bagaimana tata cara menggauli Fatimah. "Kala itu," "Fatimah mengeluarkan ucapan yang menyindir Ali, "Apakah kamu mengira baik apabila tidak menyampaikan titipan Tuhan?", Ali  kontan  merasa  malu  dan  sangat  bersalah.  "Ali  mulai  sadar  kalau  ia  belum  memberikan  apa  yang menjadi keinginan Fatimah di kamar tidur. Maka Ali meminta Fatimah memberitahu keinginan Fatimah dan  memintanya  untuk  mempelajarinya."  "Fatimah  pun  merekomendasikan  Muhammad  Rasulullah, yang  tak  lain  bapak  Fatimah.  Datanglah  Ali  ke  Nabi  Muhammad  dan  selanjutnya  terjadilah  transfer pengetahuan dari bapak mertua kepada anak menantu."

Untuk membaca selengkapnya silahkan download ebook dibawah ini




Comments


EmoticonEmoticon

iklan banner